Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav)

Posted by Nursaptia Purwa Asmara on Saturday, October 06, 2012 with No comments


A. Klasifikasi
Klasifikasi tanaman sirih merah adalah sebagai berikut :
Kingdom   : Plantae
Divisio       : Maqnoliophyta
Class         : Maqnoliopsida
Ordo         : Piperales
Famili        : Piperaceae
Genus        : Piper
Spesies      : Piper crocatum Ruiz dan Pav
                   (Juliantina dkk, (2009) (Backer, 1965))  

B. Diskriptif Tanaman
B.1. Batang
Batangnya bulat berwarna hijau keunguan dan tidak berbunga. Permukaanya kasar dan bila terkena cahaya akan cepat mengering. Batangnya bersulur dan beruas dengan jarak buku 5-10 cm. Di setiap buku tumbuh bakal akar (Sudewo, 2010).
B.2. Daun
Daunnya bertangkai membentuk jantung dengan bagian atas meruncing, bertepi rata, dan permukaannya mengilap atau tidak berbulu. Panjang daunnya bisa mencapai 15-20 cm. Warna daun bagian atas hijau bercorak warna putih keabu-abuan. Bagian bawah daun berwarna merah hati cerah. Daunnya berlendir, berasa sangat pahit, dan beraroma wangi khas sirih (Sudewo, 2010).
B.3. Akar
Akar daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav) adalah akar tunggang yang bentuknya bulat dan berwarna coklat kekuningan (Sudewo, 2010).
B.4. Tempat Hidup
Tanaman sirih merah tergolong langka karena tidak tumbuh di setiap atau daerah. Srih merah tidak dapat tumbuh sebur di daerah panas. Sementara itu, di tempat berhawa dingin sirih merah dapat tumbuh dengan baik. Jika terlalu banyak terkena sinar matahari, batangnya cepat mengering, tetapi jika disiram secara berlebihan akar batang cepat membusuk. Tanaman sirih merah akan tumbuh dengan baik jika mendapatkan 60-70% cahaya matahari (Sudewo, 2010).
               Gambar. Morfologi Tanaman sirih merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav). Keterangan: a. Daun; b. Batang

C. Manfaat
Rasa pahit yang dimiliki oleh sirih merah memberikan manfaat pada manusia. Efek zat aktif yang terkandung dalam sirih merah pencegah ejakulasi dini, antikejang, antiseptik, analgetik, antiketombe, antidiabetes, pelindung hati, anti diare, mempertahankan kekebalan tubuh, dan penghilang bengkak. Daun sirih merah juga mampu mengatasi radang pau-paru, radang tenggorokan, radang pada gusi, radang pada payudara, hidung berdarah dan batuk berdarah (Sudewo, 2010). Tumbuhan yang mengandung senyawa bioaktif antara lain alkaloid, terpenoid, steroid, asetogenin, fenil porpan, dan tannin dapat berfungsi sebagai insektisida. Daun sirih merah dapat digunakan sebagai insektisida nabati karena memiliki kandungan senyawa fitokimia yakni alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid (Manoi, 2007). 

D. Kandungan Aktif
Kandungan aktif tanaman sirih merah belum diteliti secara detail. Dari hasil kromatogram diketahui daun sirih merah mengandung flavonoid, senyawa polevenolad, tanin, dan minyak atsiri (Sudewo, 2010). 
D.1. Flavonoid
Senyawa-senyawa flavonoid adalah senyawa-senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom karbon, terdiri dari dua cincin benzena yang dihubungkan menjadi satu oleh rantai linier yang terdiri dari tiga atom karbon. Senyawa flavonoid sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, bunga, buah, dan biji. Kebanyakan flavonoid ini berada di dalam tumbuh-tumbuhan, kecuali alga (Doloksaribu, 2011).  
D.2. Saponin
Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol dan telah terdeteksi dalam lebih dari 90 suku tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan menghemolisis sel darah merah.
D.3. Tanin
Tanin merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman dan disintesis oleh tanaman. Tanin tergolong senyawa polifenol dengan karakteristiknya yang dapat membentuk senyawa kompleks dengan makromolekul lainnya. Tanin dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanin yang mudah terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin yang mudah terhidrolisis merupakan polimer gallic atau ellagic acid yang berikatan ester dengan sebuah molekul gula, sedangkan tanin terkondensasi merupakan polimer senyawa flavonoid dengan ikatan karbon-karbon  (Westendarp, 2006) (Sofyan, 2008).
D.4. Minyak atsiri
Minyak atsiri adalah cairan jernih berbau seperti tanaman asalnya. Biasanya terdapat dalam kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh sekresi atau rambut kelenjar dari kelenjar aromatis. Kegunaan minyak atsri bagi tanaman sendiri adalah menolak kehadiran binatang. kebanyakan minyak atsiri bersifat anti bakteri dan anti jamur yang kuat. Minyak atsiri berperan sebagai antibakteri dengan cara mengganggu proses terbentuknya membran atau dinding sel sehingga tidak terbentuk atau terbentuk tidak sempurna (Juliantina dkk, 2009).

Daftar Pustaka
Juliantina R, Farida, Dewa Ayu Citra, Bunga Nirwani, Titia Nurmasitoh, Endarwati Tri Bowo. 2009. “Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum) Sebagai Agen Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram positif dan Gram Negatif”. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia.
Sudewo, Bambang. 2010. Basmi Penyakit Dengan Sirih Merah. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Manoi, Feri. 2007. “Sirih Merah Sebagai Tanaman Multi Fungsi”. Warta Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Industri. Volume 13 Nomor 2. Agustus 2007.
Doloksaribu, Rianto. 2009. Isolasi Senyawa Flavonoid Dari Daun Tumbuhan Harimonting. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Sofyan, Ahmad, Ahmad Jayanegara. 2008. “Penentuan Aktivitas Biologis Tanin Beberapa Hijauan Secara In Vitro Menggunakan ‘ Hohenheim Gas Test’ dengan Polietilen Glikon Sebagai Determinan”. Jurnal Media Peternakan Vol. 31 No. 1 tahun 2008. 

Categories: ,