Bunga Majemuk (Anthotaxis/Inflorescentia)

Posted by Nursaptia Purwa Asmara on Friday, March 13, 2015 with 1 comment
Suatu bunga majemuk harus dapat dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah bunga di ketiaknya. Pada suatu cabang dengan sejumlah bunga di ketiak jelas terlihat bahwa di antara bunga-bunganya yang terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun biasa yang berguna untuk asimilasi. Suatu bunga majemuk sumbu yang mendukung bunga-bunga yang telah berkelompok itu tidak lagi berdaun, jika ada daunnya maka daun-daun tadi telah mengalami metamorfosis dan tidak lagi berguna sebagai alat untuk asimilasi. Namun demikian menurut kenyataannya seringkali tidak mudak untuk membedakan suatu bunga majemuk dari cabang yang mempunyai bunga-bunga di ketiak daunnya.

Bunga majemuk lazimnya dapat dibedakan bagian-bagiannya sebagai berikut:

  • Bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu:
    1. Ibu Tangkai Bunga (pedunculus, pedunculus communis atau rhachis), yaitu bagian yang biasanya merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk. Ibu tangkai dapat bercabang, dan cabang-cabangnya bercabang lagi, dapat pula sama sekali tidak bercabang.
    2. Tangkai Bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunga.
    3. Dasar Bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga yang mendukung bagian-bagian bunga lainnya.
  • Bagian yang bersifat seperti daun, yaitu:
    1. Daun-daun Pelinndung (bractea), yaitu bagian-bagian serupa daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunga.
    2. Daun Tangkai (bracteola), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga. Pada tumbuhan dikotil (dicotyledoneae) biasanya terdapat dua daun tangkai yang letaknya tegak lurus pada bidang median, sedangkan pada tumbuhan monokotil (monocotyledoneae) hanya terdapat satu daun tangkai dan letaknya di dalam bidang median, di bagian atas tangkai bunga.
    3. Seludang Bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar dan seringkali menyelubungi seluruh bunga majemuk ketika belum mekar. Misalnya pada Bunga Kelapa (Cocos nucifera L.)
      dan Bunga Iles-iles (Amorphophallus variabilis Bl.).
    4. Daun-daun Pembalut (bractea involucralis, involucrum), yaitu sejumlah daun-daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran. Misalnya pada Bunga Matahari (Helianthus annuus L.).
    5. Kelopak Tambahan (apicalyx), yaitu bagian-bagian serupa daun yang berwarna hijau, tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat di bawah kelopak bunga. Misalnya pada Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
      dan Bunga Kapas (Gossypium sp.).
    6. Daun-daun Kelopak (sepalae).
    7. Daun-daun Mahkota atau Daun Tajuk (patalae).
    8. Daun-daun Tenda Bunga (tepalae), jika kelopak dan mahkota sama bentuk dan warnanya.
    9. Benang-benang Sari (stamina).
    10. Daun-daun Buah (carpella).

Bagian-bagian bunga: daun-daun mahkota atau daun tajuk (patalae), daun-daun tenda bunga (tepalae), benang-benang sari (stamina), daun-daun buah (carpella), dibahas dengan lebih luas pada artikel selanjutnya. Dari bagian-bagian tersebut benang sari dan daun-daun buah tidak tampak lagi sifat daunnya.

Telah diketahui bahwa ibu tangkai pada bunga majemuk dapat mengadakan percabangan dan dapat pula tidak. Ibu tangkai bunga yang tidak bercabang dan tidak berdaun disebut Sumbu Bunga (scapus). Ibu tangkai bunga yang bercabang memperlihatkan cara percabangan yang bermacam-macam. Selain dari itu, jumlah cabang, panjangnya dibandingkan dengan ibu tangkai serta susunan cabang-cabang tadi, berpengaruh pula terhadap urutan mekarnya setiap bunga pada suatu bunga majemuk. Menurut sifat-sifat tersebut maka bunga majemuk dibedakan dalam tiga golongan:

  1. Bunga Majemuk Tak Berbatas (inflorescentia racemosa, inflorescentia botryoides atau inflorescentia centripetala), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dangan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan "acropetal" (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar berurutan dari bawah ke atas. Bunga majemuk tak berbatas, jika dilihat dari atas, tampak bunga mulai mekar dari pinggir dan yang terakhir mekarnya ialah bunga yang menutup ibu tangkainya. Karena yang mekar mulai dari pinggir menuju ke pusat itulah maka bunga majemuk ini disebut inflorescentia centripetala. Misalnya pada Bunga Kembang Merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.),
    dan Bunga Mangga (Mangifera indica L.).
  2. Bunga Majemuk Berbatas (inflorescentia cymosa atau inflorescentia centrifuga, inflorescentia definita), yaitu munga majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Ibu tangkai ini dapat pula bercabang-cabang, dan cabang-cabang tadi juga selalu mendukung suatu bunga pada ujungnya. Pada bunga majemuk terbatas, jika dilihat dari atas, yang mekar lebih dahulu ialah bunga  yang terdapat di sumbu pokok atau ibu tangkainya, jadi dari tengah ke pinggir, sehingga disebut inflorescentia centrifuga. Menurut jumlah atau sifat cabangnya, bunga majemuk Berbatas dibedakan atas:
    • Monochasial, jika ibu tangkai hanya mempunyai satu cabang, kadang dua cabang tetapi tidak pernah berhadapan, dan yang satu lebih besar daripada yang lainnya. Cabang yang besar selanjutnya seperti ibu tangkai setiap kali hanya mengeluarkan satu cabang saja. Bunga majemuk semacam ini ditemukan pada berbagai jenis tiumbuhan monokotil (monocotyledoneae) misalnya pada Bunga Kapas (Gossypium sp.).
    • Dichasial, jika dari ibu tangkai keluar dua cabang yang berhadapan. Misalnya pada Bunga Berbibir (Labiatae), dll.
    • Pleiochasial, jika dari ibu tangkai keluar lebih dari dua cabang pada suatu tempat yang sama tingginya. Misalnya pada Bunga Oleander (Netrium oleander L.).
  3. Bunga Majemuk Campuran (inflorescentia mixta), yaitu bunga majemuk yang memperlihatkan baik sifat-sifat bunga majemuk berbatas maupun sifat bunga majemuk tak berbatas. Misalnya pada Bunga Soka (Ixora paludosa Kurz.)
    dan Bunga Kenari (Canarium commune L.).