Sistem Perakaran Tumbuhan

Posted by Nursaptia Purwa Asmara on Tuesday, March 10, 2015 with 1 comment
Ketika tumbuhan masih muda, yaitu dalam bentuk lembaga di dalam biji, calon akar sudah ada, dan disebut akar lembaga (radicula). Pada perkembangan selanjutnya, jika biji mulai berkecambah sampai menjadi tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat memperlihatkan perkembangan yang berbeda hingga pada tumbuhan lazimnya dibedakan menjadi dua macam sistem perakaran:
  1. Sistem Akar Tunggang
  2. Sistem Akar Serabut


Sistem Akar Tunggang

Sistem akar tunggang jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari akar lembaga disebut akar tunggang (radix primaria). Susunan akar tunggang biasanya terdapat pada tumbuhan dikotil (dikotiledoneae) dan tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae).

Perlu diingat, bahwa akar tunggang HANYA dijumpai jika tumbuhan ditanam dengan biji. Walaupun dari golongan dikotil (dikotiledoneae), suatu tumbuhan tak akan mempunyai akar tunggang jika tidak ditanam dari biji. Misalnya pada berbagai jenis tanaman budibaya yang diperbanyak dengan cangkokan atau turusan (stek).

Menurut percabangan dan bentuknya, akar tunggang dibedakan menjadi:
  1. Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang, dan jika ada cabang-cabangnya biasanya cabang-cabang tersebut terdiri atas akar-akar yang halus berbentuk serabut. Akar tunggang yang drmikian seringkali berhubungan dengan fungsinya sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan sehingga mempunyai bentuk istimewa, misalnya:
    1. Berbentuk Tombak (fusiformis), jika pangkal akar besar meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai percabangan, biasanya menjadi tempat penimbunan makanan. Misalnya pada akar Lobak (Raphanus sativus L.)
      dan pada akar Wortel (Daucus carota L.).
      Menurut bentuknya akar jenis ini disebut akar tombak atau akar pena.
    2. Berbentuk Gasing (napiformis), jika pangkal akar besar membulat, akar-akar serabut sebagai cabang hanya pada ujung yang sempit meruncing. Misalnya pada Bangkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.)
      dan pada Biet (Beta vulgaris L.).
      Menurut bentuknya akar jenis ini disebut akar gasing.
    3. Berbentuk Benang (filiformis), jika akar tunggang kecil panjang seperti akar serabut dan mempunyai sedikit percabangan. Misalnya pada Kratok (Phaseolus lunatus L.).
  2. Akar tunggang yang bercabang (ramosus). Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang banyak, dan cabang-cabangnya bercabang lagi sehingga dapat memberi kekuatan lebih besar kepada batang. Selain itu, daerah perakaran menjadi sangat luas sehingga dapat menyerap air dan zat-zat makanan lebih banyak. Misalnya pada pohon yang ditanam dari biji.


Sistem Akar Serabut

Sistem akar serabut jika akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang. Akar-akar ini karena bukan berasal dari calon akar yang asli maka dinamakan akar liar dengan bentuk seperti serabut, sehingga disebut akar serabut (radix adventicia).

Pada sistem perakaran serabut pada dibedakan menurut akar penyusunnya, yaitu:
  1. Akar yang menyusun akar serabut kecil-kecil berbentuk benang. Misalnya pada Padi (Oryza sativa L.).
  2. Akar yang menyusun akar serabut kaku, keras dan cukup besar seperti tambang. Misalnya pada pohon Kelapa (Cocos nucifera L.).
  3. Akar yang menyusun akar serabut besar-besar (hampir sebesar lengan tangan), masing-masing tidak banyak percabangannya. Misalnya pada Pandan (Pandanus tectorius Sol.).