Siklus Hidup Plasmodium sp.
Posted by Nursaptia Purwa Asmara on Sunday, October 19, 2014 with No comments
Menurut CDC-Malaria tahun 2011, terdapat 3 tahapan dalam siklus 
hidup Plasmodium yaitu
- Exoerythrocytic Schizogoni, pertumbuhan aseksual di dalam sel hati atau di luar eritrosit
 - Erythrocytic Schizogoni, pertumbuhan aseksual di dalam eritrosit
 - Sporogoni, pertumbuhan seksual di dalam tubuh nyamuk.
 
1. Siklus Schizogoni Exoerythrocytic
Siklus ini dimulai saat sporozoit masuk ke darah manusia lewat gigitan 
nyamuk pada permukaan kulit. Setelah – jm sporozoit akan menuju ke hati.
 Di dalam sel parenkim hati sporozoit memulai perkembangan aseksual, P. 
falciparum selama 5,5 hari dan P. malariae 15 hari, kemudian terbentuk 
skizon hati yang akan mengeluarkan merozoit ke sirkulasi darah. P. vivax
 dan P. ovale di hati membentuk hipnozoit yang dapat bertahan sampai 
bertahun-tahun dan menyebabkan terjadinya relaps (Garcia dan Bruckner, 
1996; Harijanto, 2007).
Pada waktu nyamuk Anopheles infektif mengisap darah manusia, 
sporozoit yang berada dalam kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dalam 
peredaran darah selama kurang lebih 30 menit. Setelah itu sporozoit akan
 masuk ke dalam sel hati dan menjadi tropozoit hati. Kemudian berkembang
 menjadi skizon hati yang terdiri dari 10.000 sampai 30.000 merozoit 
hati. Siklus ini disebut siklus eksoeritrositer yang berlangsung selama 
kurang lebih 2 minggu. Pada P. vivax dan P. ovale, sebagian tropozoit 
hati tidak langsung berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang memjadi 
bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal 
di dalam sel hati selama berbulan-bulan sampai bertahun- tahun. Pada 
suatu saat bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga 
dapat menimbulkan relaps atau kambuh (Depkes RI.2006)
2. Siklus schizogoni erythrocytic
Setelah merozoit menyerang eritrosit dan masuk ke dalam eritrosit 
parasit akan berubah menjadi bentuk cincin. Parasit memakan haemoglobin 
dan menghasilkan pigmen yang disebut hemozoin. Eritro sit lebih elastis 
dan dinding berubah menjadi lonjong. Pada P. falciparum tonjolannya 
disebut knob yang nantinya penting dalam proses cytoadherence dan 
rosetting. Setelah 36 jam invasi, parasit berubah menjadi skizon, dan 
bila skizon pecah akan mengeluarkan 6-36 merozoit dan siap menginfeksi 
eritrosit yang lain. Siklus aseksual ini pada P. falciparum, P. ovale 
dan P. vivax ialah 48 jam dan pada P. malariae adalah 72 jam (Garcia dan
 Bruckner, 1996; Harijanto, 2007).
Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke dalam
 peredaran darah dan menginfeksi sela darah merah. Di dalam sel darah 
merah, parasit tersebut berkembang dari stadium tropozoit sampai skizon 
(8-30 merozoit). Proses perkembangan aseksual ini disebut skizogoni. 
Selanjutnya eritro sit yang terinfeksi skizon) pecah dan merozoit yang 
keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus inilah yang 
disebut dengan siklus eritrositer. Setelah 2-3 siklus skizogoni darah, 
sebagian merozoit yang meninfeksi sel darah merah dan membentuk stadium 
seksual yaitu gametosit jantan dan betina. (Depkes RI. 2006).
Banyak merozoit dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh, sedangkan 
lainnya akan menginvasi eritro sit untuk mulai dengan siklus eritrositik
 yang baru. Setelah beberapa generasi siklus eritrositik, beberapa 
merozoit tidak berkembang menjadi skizon, tetapi mulai mengembangkan 
diri menjadi gameto sit jantan dan betina. Pada tiga spesies Plasmodium 
bentuk seksual dan aseksualnya beredar dalam peredaran darah. (Garcia 
dan Bruckner, 1996; Harijanto, 2007).
3. Siklus Sporogoni
Menurut Harijanto (2000), apabila nyamuk Anopheles betina menghisap 
darah yang mengandung gameto sit, di dalam tubuh nyamuk, gamet jantan 
dan gamet betina melakukan pembuahan menjadi zigot. Zigot ini akan 
berkembang menjadi ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk. Di 
luas dinding lambung nyamuk ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya
 menjadi sporozoit yang nantinya akan bersifat infektif dan siap 
ditularkan ke manusia.
Siklus ini dimulai pada saat gametosit yang terbentuk dalam eritrosit
 manusia terhisap oleh nyamuk pada saat menggigit. Mikrogametosit yang 
terisap bersama eritrosit kemudian keluar dari eritosit dan berubah 
menjadi 6-8 mikrogamet yang berbentuk seperti cambuk dan bergerak aktif.
 Sedangkan makrogameto sit akan berdiferensiasi menjadi makrogamet yang 
memiliki nucleus yang besar di dekat dinding sel. Mikrogamet bergerak 
dengan flagellanya mencari makrogamet dan melakukan penetrasi untuk 
pembuahan sehingga menghasilkan zygot. Selanjutnya zygot berubah menjadi
 fusimormis yang bergerak aktif dan masuk dalam stadium ookinet. Ookinet
 membesar dan mulai memasuki sel epitel lambung nyamuk dan diikuti 
pembentukan dinding tebal dan selanjutnya disebut oosista. Pembelahan 
inti terjadi pada oosista yang telah masak sehingga terbentuk 
1000-10.000 sporozoit yang kemudian memasuki hemocoel nyamuk dan 
menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termasuk dalam kelenjar ludah nyamuk. 
Sporozoit yang berada di kelenjar ludah nyamuk siap diinfeksikan kembali
 ke tubuh manusia (Natadisastra dan Agoes, 2009).
Rentang waktu yang diperlukan mulai dari sporozoit masuk ke tubuh 
manusia sampai timbulnya gejala klinis yang ditandai dengan demam 
bervariasi, tergantung dari spesies Plasmodium. Sedangkan masa prepaten 
atau rentang waktu mulai dari sporozoit masuk sampai parasit dapat 
dideteksi dalam darah dengan pemeriksaan mikroskopik. (Harijanto, 2000).
Masa inkubasi Ekstrinsik adalah mulai saat masuknya gameto sit ke 
dalam tubuh nyamuk sampai terjadinya stadium sporogami dalam nyamuk 
yaitu terbentuknya sporozoid yang kemudian masuk kedalam kelenjar liur. 
Masa inkubasi Ekstrinsik untuk setiap species sebagai berikut:
- Parasit falciparum : 10 – 12 hari
 - Parasit vivax : 8 – 11 hari
 - Parasit malariae : 14 hari
 - Parasit ovale : 15 hari
 
Masa inkubasi Intrinsik adalah waktu mulai masuknya Sprozoid darah 
sampai timbulnya gejala klinis/demam atau sampai pecahnya sizon darah 
dalam tubuh penderita. Masa inkubasi Intrinsik berbeda tiap species:
- Plasmodium falciparum : 10 – 14 hari (12)
 - Plasmodium vivax : 12 – 17 hari (13)
 - Plasmodium malariae : 18 – 40 hari (28)
 - Plasmodium ovale : 16 – 18 hari (7)
 
Refference, antara lain :
- Http://helpingpeopleideas.com/publichealth/epidemiologi-malaria/
 - WHO. 2005. Susceptibility of Plasmodium Falciparum to Antimalarial Drugs: Report on global monitoring 1996-2004. WHO Press.
 - Noviyanti, R. 2010. Patogenesis Molekuler Plasmodium falciparum. Dalam Malaria dari Molekuler ke Klinis. EGC 2010
 - Depkes RI. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 044/ Menkes/ SK/I/2007 tentang Pedoman Pengobatan Malaria.
 - Kemenkes RI. 2011. Epidemiologi Malaria di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Edisi I.1:1-16.
 - Sutanto, I., Pribadi, W., 2008. Parasitologi Kedokteran. FKUI Press.
 - Natadisastra, D., Agoes, R., 2009. Parasitologi Kedokteran Ditinjau Dari Organ
 

0 comments:
Post a Comment